Jumat, 13 Maret 2015

Kebudayaan zaman batu



1.Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
 A. Kapak Perimbas
Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Pithecantropus.


Kapak Perimbas (Sumber: Encarta Encyclopedia)
2. Kebudayaan Zaman Logam
A.  Candrasa
Sejenis kapak namun bentuknya indah dan satu sisinya panjang, ditemukan di Yogyakarta. Candrasa dipergunakan untuk kepentingan upacara keagamaan dan sebagai tanda kebesaran.

a) Nekara;       c) Kapak Perunggu;
b) Moko;                     d) Candrasa.
(Sumber: Sejarah Nasional Indonesia dan Umum)



1.     Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
A. Kapak Genggam
Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun 1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka disebut Kebudayaan Pacitan.


Kapak Genggam
(Sumber: Encarta Encyclopedia)
2. Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
B. Abris sous roche
Abris sous roche adalah gua-gua batu karang atau ceruk yang digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba. Berfungsi sebagai tempat tinggal.


Abris sous roche.




1.     Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
A. Alat-alat Serpih (Flakes)
Alat-alat serpih terbuat dari pecahan-pecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.


Alat-alat serpih (Sumber: Encarta Encyclopedia)
2. Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
A. Lukisan di Dinding Gua
Lukisan di dinding gua terdapat di dalam abris sous roche. Lukisan menggambarkan hewan buruan dan cap tangan berwarna merah. Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang leang, Sulawesi Selatan, di Gua Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, di Danau Sentani, Papua.


Lukisan di Dinding Gua
(Sumber: Album Peninggalan Sejarah dan Purbakala)



1.     Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
A. Perkakas dari Tulang dan Tanduk
Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.


Alat-alat dari Tulang dan
Tanduk Hewan. (Sumber: Sejarah
Nasional Indonesia)
2. Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
a. Kapak Persegi
Kapak persegi dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu, menggarap tanah, dan melaksanakan upacara. Di Indonesia, kapak persegi atau juga disebut beliung persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusatenggara.


Kapak persegi
(Sumber: Sejarah Nasional Indonesia dan Umum)


1. Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
A. Kapak Lonjong
Kapak ini disebut kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong. Ukurannya ada yang besar ada yang kecil. Alat digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan memotong kayu atau pohon. Jenis kapak lonjong ditemukan di Maluku, Papua, dan Sulawesi Utara.

Kapak Lonjong
(Sumber: Sejarah Nasional Indonesia dan Umum)
2.     Kebudayan zaman Logam
Manik-manik
Manik-manik adalah benda perhiasan terdiri berbagai ukuran dan bentuk. Manik-manik dipergunakan sebagai perhiasan dan bekal hidup setelah seseorang meninggal dunia. Bentuknya ada silider, segi enam, bulat, dan oval. Daerah penemuannya di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, dan Buni.

Manik-manik
(Sumber: Sejarah untuk SMA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar